Free West Papua

Free West Papua

Coretan; Kisah Perjuangan Seorang Putri Melanesia di Pulau Dewata

Veronika Edoway Menulis:
Coretan; Kisah Perjuangan Seorang Putri Melanesia di Pulau Dewata
     Awalnya, saya tidak menyangka bahwa saya akan berkuliah di kota yang belum pernah saya kunjungi, walaupun hanya saya tahu melalui sosial media.  Tetapi, saya bersyukur karena saya bisa tembus test melalui SNMPTN (jalur undangan) dari kota Jayapura dengan Jurusan Kimia di Universitas Udayana Bali. Ini semua adalah rencana Tuhan, sehingga saya dapat berkuliah bersama berbagai mahasiswa/i di seluruh dunia, karena  Pulau Dewata merupakan sebuah kota pariwisata  internasional.

   Saya masih bersedih karena peristiwa di atas. Saya sudah berjanji dan ungkapkan saat kelas XI SMA kepada ayah saya, “Saya akan tembus test SNMPTN dengan jurusan Kimia.” Jawab ayah, “Yah, papa tunggu janjimu.” Tetapi sejak bulan Februari 2013,  ketika saya sedang persiapan untuk menghadapi Ujian Nasional di SMA YPPK Taruna Dharma Jayapura, ayah saya dipanggil oleh Sang Pencipta, Suatu hal yang membuat saya sedih, “Mengapa papa meninggalkan saya terlalu cepat? Saya belum bisa membalas hasil keringat papa.” Saat ini, saya sering mengeluarkan air mata saat diberi tugas dari kampus. Saya mengingat masa-masa saat bersama ayah. Sewaktu TK, SD, SMP, dan SMA, saya selalu ditemaninya setiap mengerjakan semua tugas saya, walaupun sampai bergadang sekalipun. Itu merupakan satu hal yang membuat saya merindukan sosok ayah yang terbaik. Tetapi, saya menyadari, ini semua mungkin rencana Tuhan, sehingga saya harus sabar dan tabah untuk menerimanya, walalupun ini terlalu berat bagi saya.

   Saya adalah seorang anak tunggal. Saya dididik dan dibesarkan oleh ayah dan ibu dengan tegas dan keras. Selama masih pelajar, saya merasakan hal ini karena selalu diantar dan dijemput bergantian oleh ayah dan ibu. Begitupun saat diberi tugas dari sekolah, saya selalu diantar dan dijemput ke dan dari warnet. Orang tua melakukan ini bukan karena saya anak tunggal dan dimanja, tetapi agar saya tidak terpengaruh oleh hal-hal yang negatif dari lingkungan luar. Ayah dan ibu saya merupakan orang yang luar biasa bagi saya. Apapun yang saya lakukan, terutama yang berhubungan dengan sekolah, pasti mendapat dukungan penuh dari mereka melalui berbagai motivasi serta doa.

   Saat ini, saya hanya memiliki seorang ibu yang sekaligus  menjadi ayah saya. Ibu saya merupakan ibu rumah tangga biasa yang adalah seorang penjual sayur di pasar Youtefa, Abepura, Jayapura. Saya rindu dan hanya ingin melihat ibu tersenyum dan bangga melihat saya ketika studi di Pulau Dewata ini saya selesaikan.

   Oleh sebab itu, saya mohon kepada teman-teman supaya kita saling mendoakan selalu agar apapun yang kita cita-citakan bersama dapat terwujud. Amin.

Begitulah sedikit kisah singkat saya. Semoga kisah ini dapat bermanfaat bagi kita

*) Penulis adalah Mahasiswi Jurusan Kimia di Universitas Udayana Bali
Share on Google Plus

About AnselL Net

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar